GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

CatatanRamadhan [Bagian-7] Palestina dan Transisi di Indonesia


 
#CatatanRamadhan [Bagian-7]
Palestina dan Transisi di Indonesia

Kalau kita bisa melewati maka kita akan menjadi ummat nabi Muhammad yang lebih hebat dari mereka yang hidup bersama Nabi Muhammad.  Mengapa?

Penulis: Karnoto | Youtube: Noto Story


Kalau di Indonesia kita lebih sering mendengarkan suara sirine sebagai kode waktu berbuka puasa Ramadhan tiba dan itu artinya detik kebahagiaan karena diperbolehkan makan.

Tapi untuk rakyat Palestina ceritanya lain. Bukan lagi suara sirine melainkan bom dan ledakan sebagai tanda ada gedung dan rumah yang disasar Israel.

 Allah maha tahu kemampuan kita yang akhirnya ditakdirkan lahir di Indonesia. Bisa kuliah, berbuka dengan tenang bersama keluarga, bisa ngabuburit, bisa buka puasa bersama dan bisa sahur dengan tenang.

Di Palestina, ceritanya jadi lain. Mereka berbuka ditengah reruntuhan rumah yang dihancurkan, mereka sahbur dibayangi kalau -kalai ada bom yang mendarat di dekat pemukiman, duarrrrrr...!

Luar biasa mental dan kadar iman orang Palestina. Sudah teruji selama puluhan tahun. Mungkin dulu dimasa kemerdekaan orang tua kita mengalami seperti orang Palestina alami.

Itulah mengapa ikatan emosi Indonesia dan. Palestina kuat, karena sama - sama merasakan perih dan pedihnya dijajah. Bukan cuma soal fisik, psikis orang Palestina benar -benar kuat layaknya baja.

Kalau kita sandingkan dengan situasi kita sekarang ini, dimana saat ini sedang ada pada masa transisi pasca Pemilu 2024 sepetinya level kita masih jauh.

Kita dihantam ga punya duit untuk ngadain berbuka puasa bersama sudah kelimpungan, dihadapkan pada persoalan cinta dan asmara saja sudah depresi, disuguhkan belum dapat pekerjaan saja sudah serasa mau kiamat.

Tapi mungkin karena suasana aman jadi masalah masalah di atas juga terasa begitu berat. Untuk generasi 70 dan 80 mungkin lebih siap mentalnya, karena generasi itu sudah pernah mengalami masa masa sulit secara nasional.

Yang agak kerepotan memang generasi 2000 an, mereka belum pernah mengalami masa masa sulit seperti yang pernah dihadapi generasi 70 dan 80.

Apalagi, ada tren saat ini lahirnya generasi strawberry, yaitu generasi kreatif tapi gampang patah mental, tidak tahan banting, mudah menyerah dan ga siap dengan pergulatan masalah yang rumit dan njlimet.

Tapi sudahlah, apa pun generasi kita, sepeti apa pun keadaan kita, bagaimana pun takdir kita dan serumit apa pun masalah kita jalan satu - satunya adalah sabar dan tawakal.

Kalau kita bisa melewati maka kita akan menjadi ummat nabi Muhammad yang lebih hebat dari mereka yang hidup bersama Nabi Muhammad.  Mengapa?

Karena kalau mereka yang hidup dimasa Nabi Muhammad bisa bertanya langsung ke nabi, sementara kita tidak bisa. Jadi kalau mereka kuat ya wajar karena ada nabi didekat mereka.

Sementara kita tidak bisa bertanya langsung ke nabi karena kita hidup dimasa Nabi telhalh meninggal selama berabad - abad. Jadi, tetap semangat dan buktikan kalau kita adalah ummat yang terbaik..!

Type above and press Enter to search.