GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

Melihat Jejak Kampus Istri di UNS Solo

 


Sebenarnya visit ke kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah tidak terencana. Waktu itu saya dan beberapa teman menjadi perwakilan pertemuan dalam event Public Relation (PR) Summit di kaki Gunung Lawu. 

Ceritanya selesai acara kita ingin jalan - jalan di Kota Solo, Jawa Tengah. Kami berdua akhirnya memutuskan ke sejumlah destinasi wisata di kota budaya ini, diantaranya ke Pasar Klewer, Pasar Antik dan terakhir ke Kampus UNS.

Inilah kali pertama saya menginjakan kaki di kampus dimana istri saya studi, tepatnya di Fakultas MIPA Jurusan Fisika selama empat tahun. Menurut cerita istri, dulu dia aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS dan dikenal aktivis pemberani karena pernah memperjuangkan seorang mahasiswa dari kalangan tidak mampu sampai bebas dari biaya kuliah.

Kisah heroik itu tentu saja cerita yang pasti tidak akan pernah terlupakan, karena disitulah dia baru merasakan berarti menjadi seorang aktivis BEM. "Hebat dong berarti istri saya," kata saya saat dia bercerita masa lalunya ketika menjadi aktivis.

Kami berdua keliling kampus dari ujung ke ujung. Secara umum sih tidak ada perbedaan yang mencolok dengan kampus negeri lainnya. Dan tidak ada ikatan sejarah atau emosional apa pun dengan kampus ini selain saya meminang salah satu alumni UNS yang sekarang menjadi istri saya.

Di dekat Gedung Rektorat dan lapangan luas kami duduk santai dan melihat aktivitas mahasiswa. Ada yang lari mengeliling lapangan, ada yang sedang diskusi, ada pula yang sekadar kongkow.

Bagi saya kampus merupakan tempat paling kondusif untuk menjaga tradisi ilmiah sehingga melatih kita untuk membiasakan berfikir ilmiah. Selesai duduk santai kami pun melanjutkan perjalanan ke stasiun setelah mengembalikan motor yang kami pinjam. **

Type above and press Enter to search.