GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

CatatanRamadhan [13] Lelah Mengejar Bayangan



#CatatanRamadhan [13]
Lelah Mengejar Bayangan

Tempatkan dunia di belakang kita maka dia tidak ada pilihan lain selain mengikuti kita. Akan berbeda cerita ketika dunia di tempatkan di depan kita maka kita akan kelelahan.

Penulis: Karnoto | Youtube: Noto Story
"Harusnya usia saya mah istirahat di rumah momong cucu, tidak seperti sekarang masih ke pasar, jualan dari pagi sampai malam," curhat seorang pedagang dengan raut wajah penuh lelah.

Usianya 50 tahun lebih, tepatnya lebih lima tahun. Matanya berkaca - kaca seperti tidak kuat menahan beban yang luar biasa dimasa senja.

Dia mengaku hutang di banknya saja sampai 80 juta, belum cicilan bank Batak ditambah cicilan alat rumah tangga.

Bebannya semakin berat ketika mendapati suami anaknya berhenti bekerja karena. PHK. "Anak saya punya suami nganggur, jengkel saya," curhatnya.

Padahal laki - laki itu berusaha keras menjadi suami tanggungjawab dengan cara bekerja serabutan.

Kegelisahan merekat di wajahnya mirip lem aibon ketika nempel di ban dalam motor, matanya sayu dan dahinya terlihat keras karena syarafnya ketarik tanpa Jedah.

Pada bagian lain, seorang Ibu dengan usia setara terlihat tenang dan wajahnya teduh. Butiran air bekas wudlu masih tersisa di pipinya.

"Alhamdulillah masih sehat, diberi umur panjang bisa ngasih jajan cucu dan masih ada usaha," kata dia kepada saya saat berbincang jelang berbuka puasa Ramadhan.

Dua cerita Ibu di atas mengingatkan saya soal statement filosofis soal dunia. Ibu pertama memang pekerja keras, pantang menyerah, sabar menunggu pelanggan.

Satu yang dia kurang, yaitu belum mau mau shalat. Dia benar - benar menempatkan dunia di depannya. Di kejar, terkadang kari kecil sringnya lari maraton tanpa tahu dimana garis finishnya. Lelah, lelah banget.

Sementara Ibu kedua dengan profesi sama sebagai pedagang berhasil menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Waktunya shalat dia shalat, waktunya dzikir ya dzikir. Dia tempatkan dunia di belakangnya. Wajar kalau Ibu kedua menikmati hidup.

Dari sini saya semakin yakin bahwa sebenarnya mayoritas penyakit fisik bermula dari psikis.

Tempatkan dunia di belakang kita maka dia tidak ada pilihan lain selain mengikuti kita. Akan berbeda cerita ketika dunia di tempatkan di depan kita maka kita akan kelelahan.

Mengapa ? Karena dunia mirip bayangan kita sendiri. Semakin kita kejar maka dia akan lari dan membuat kita kelelahan ketika mengejarnya tanpa rute, tanpa terminal dan tanpa rest area untuk menepi sejenak agar kita mengambil nafas supaya tidak terengah engah.

Tidak sedikit orang masih kelelahan ketika di ujung hidupnya. Ketika menempatkan dunia di belakang artinya ada peran tawakal dan syukur atas jatah rezekinya sehingga tidak stress, was was dan depresi. Pada situasi inilah jarum - jarum setan masuk lebih mudah.

Ditancapkanlah jarum itu di kulit kepala sampai kita merasa kesakitan yang tiada Tara. Menempatkan dunia di belakang kita supaya kita tidak kelelahan. ***

Type above and press Enter to search.