GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

CatatanRamadhan [Bagian 4] Drama Sahur, Drama Berbuka



#CatatanRamadhan [Bagian 4]
Drama Sahur, Drama Berbuka

Suasana drama berbeda ketika sahur karena psikisnya berbeda. Situasi menahan kantuk dan kita dipaksa makan.

Penulis: Karnoto | Youtube: Noto Story

Dua momen Ramadhan yang dramatis adalah saat berbuka dan sahur. Dua drama ini berbeda suasana, berbeda psikis dan berbeda selera. Saat berbuka psikis kita lebih semangat karena masa penantian selama siang hari, menahan haus dan lapar sampai juga.

Karena psikisnya berbeda maka suasananya juga berbeda. Menunya beragam, menu minum saja terkadang sampai tiga jenis, ada air putih, esteh manis, teh hangat, jus dan kelapa muda.

Menu beratnya juga banyak banget, ada gorengan lengkap dengan sambal dan cabainya, kolek, ayam opor, daging, tempe, tahu sampai semur jengkol juga ada.

Saking banyaknya sampai harus dibagi dua ronde. Ronde pertama saat teng berbuka dan ronde kedua setelah Shalat Tarawih.

Suasana drama berbeda ketika sahur karena psikisnya berbeda. Situasi menahan kantuk dan kita dipaksa makan. Menunya juga terkadang sisa berbuka atau kalau menu baru tidak seramai ketika berbuka puasa.

Ditambah terkadang waktunya mepet dengan waktu imsak. Bahkan ada yang pernah mengalami terpaksa sahur dengan minum air putih karena terlambat bangun.

Dari dua drama itu kita bisa memetik pelajaran bahwa kehidupan juga seperti itu. Terkadang kita ada dalam suasana menyenangkan, keterpaksaan, kegembiraan, dihadapkan pada pilihan, cara mengambil keputusan dan ketrdesakan.

Drama berbuka dan sahur mengajarkan kita bagaimana kita menyikapi setiap situasi realita. Bagaimana respon kita ketika senang, terpaksa bahkan terdesak. ***

Type above and press Enter to search.