Karnoto saat berbincang - bincang dengan para Mompreneur disalah satu rumah makan di Kota Serang, Provinsi Banten. dok/foto:KaLy |
Metode becerita belakangan diteliti sejumlah ahli, Tarigan misalnya, menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu ketarmpilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.
Penulis: Karnoto | Foto: Doclin
Pada hakikatnya manusia itu suka cerita, ini tersirat jelas pada Al Qur'an yang kata ustadz 2/3 isinya tentang cerita. Bahkan Al Qur'an terdapat satu sruat yang artinya cerita atau kisah, yaitu Surat Al Qasas. Metode cerita ini dekat sekali dengan naluri manusia. Mungkin inilah salah satu kesuksesan Al Qur'an mudah sekali menyentuh lubuk hati manusia ketika mendengarkan dan mengerti makna dan arti ayat - ayat dalam Al Qur'an.
Ada cerita tentang Raja Fir'aun, cerita tentang kekayaan Nabi Sulaiman, cerita tentang ahlak Nabi Muhammad SAW, , cerita Ashabul Kahfi, cerita Siti Zulakeha, cerita Raja Namrud, cerita kaum Musa, cerita Siti Maryam, cerita kaum Tsamud, cerita hijrah, cerita peperangan, cerita soal kekayaan Abdurrahman Auf, cerita perihal bagaimana proses penciptaan manusia, cerita tentang Bilal dan cerita - cerita lainnya.
Dan hebatnya cerita yang disajikan Al Qur'an itu ekspresif sehingga ketika ayat demi ayat menceritakan sebuah kisah kita seolah - olah hadir dalam cerita itu sehingga emosional banget.
Bagaimana Qur'an bercerita perjalanan Raja Fir'aun, mulai dari masa kejayaannya sampai masa kehancurannya tenggelam di laut merah. Coba kita baca lagi kisahnya terutama pada momen dia tenggelam, betapa ekspresifnya Qur'an menceritakan peristiwa tersebut.
Bagi seorang jurnalis metode cerita ini masuk dalam pembuatan tulisan berita dalam bentuk feature. Ini pernah saya alami sendiri ketika menulis berita feature sebuah madrasah ibtidaiyah di Desa Kepuren, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Provinsi Banten beberapa tahun silam.
Ketika itu saya ditugaskan oleh pimpinan untuk membuat feature tentang madrasah tersebut. Setoran pertama dinilai kurang eksprsif sampai tiga kali saya setor tulisan feature dan dinyatakan benar - benar ekspresif.
Hasilnya apa? besok terbit, hari itu juga ada seseorang menelpon kantor dan meminta alamat madrasah tersebut dan ternyata orang ini adalah pengusaha panglong. Belakangan rupanya dia tersentuh dengan tulisan feature tersebut dan mengirimkan bantuan satu truk meja dan kursi kepada madrasah tersebut.
Pengelola madrasah pun menghubungi saya dan meminta saya datang ke sekolah karena ingin mengucapkan terima kasih . Sembari matanya berkaca - kaca dia ucapkan terima kasih. Dari sini saya percaya metode bercerita ketika dituliskan secara ekspresif, detail dengan susunan kalimat yang rapi dan emosional maka akan mampu menembus batin seseorang untuk tergerak.
Dan dalam metode cerita modern artikulasi kalimat dan ekspres kata demi kata dalam bercerita itu menjadi hal penting dalam bercerita supaya yang mendengarkan atau membaca terikat emosinya.
Metode becerita belakangan diteliti sejumlah ahli, Tarigan misalnya, menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu ketarmpilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.
Dikatakan demikian karena berbicara termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-makna menjadi jelas.
Banyak sekali pengertian teorit soal cerita atau story. Dan belakangan metode bercerita diduplikat sejumlah brand ternama dalam strategi komunikasi pemasarannya. Beberapa diantaranya brand Teh Sari Wangi yang membuat konten komunikasi marketingnya dengan cerita seputar keluarga.
Ada juga brand past gigi, sensodyne juga memakai strategi marketing dengan cerita karena memang secara naluri manusia suka dengan cerita.
Itulah mengapa para pakar Psikolog menyarankan metode bercerita untuk memberikan injeksi moral, injeksi ilmu kepada anak - anak.
Makanya kita akan lebih tertegun dengan sambutan seseorang ketika orang tersebut menggunakan metode public speaking bercerita.