GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

Dewasa Karena Dipaksa Keadaan

 


Sebenarnya kedewasaan itu tidak ada proses yang baku. Artinya kalau seseorang sudah berumur lalu otomatis menjadi dewasa atau ada seseorang yang muda maka belum dikatakan dewasa. 

Penulis: Karnoto | Foto: Pinterest

Kata dewasa kerap kali menjadi perbincangan serius terutama ketika seseorang atau dalam komunitas tertentu ada percikan masalah, gesekan atau ada yang tersenggol. 

"Cobalah dewasa, jangan seperti anak - anak," kalimat itu sering meluncur ketika dalam diskusi win - win solution ketika menghadapi atau dihadapkan pada persoalan, terutama masalah yang rumit.

Saking trennya kata dewasa sampai - sampai produk rokok menggunakan kata ini dalam sebuah konten iklannya. "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan" demikian kalimat iklan rokok tersebut.

Terkadang pada beberapa kasus memang kita seperti ragu dengan definisi dewasa itu sendiri. Misalkan dewasa menurut Psikologi, yaitu periode kematangan otak manusia seiring dengan pertambahan usianya yang di atas 18 tahun. 

Sikap dewasa ini umumnya berhubungan dengan cara seseorang dalam memaknai setiap pengalaman hidup. Menurut saya pribadi, dewasa seringkali dibentuk atau lebih tepatnya dipaksa oleh keadaan yang terjadi atau menimpa diri kita walaupun sebenarnya secara umur belum waktunya.

Misalkan saja, seseorang terlahir dari keluarga kurang mampu lalu ia punya mimpi untuk menjadi orang sukses atau lebih tepatnya bahagia karena sukses. Secara alamiah kita akan melakukan adaptasi dengan keadaan yang tidak mendukung.

Bisa dengan adaptasi berfikir bagaimana bisa sekolah dengan cara berjualan untuk bisa sekolah. Secara umur mungkin belum waktunya untuk memikirkan hal - hal serius seperti itu, namun karena keadaan maka seseorang dipaksa oleh keadaan untuk dewasa lebih cepat.

Ada pula yang dipaksa kedewasaannya oleh keadaan rumit meski sebenarnya fase ini kalau untuk manusia normal baru akan dihadapi beberapa tahun ke depan. Namun seringkali fase ini datang lebih cepat sehingga memaksa seseorang lebih cepat dewasa.

Memang tidak semua berhasil melalui akselerasi kedewasaan itu. Faktanya ada yang tumbang dan memilih menyerah dengan keadaan, tapi tidak sedikit mereka yang tetap berdiri kokoh menghadapi proses akselerasi kematangan tersebut.

Sebenarnya kalau dilihat dari perspektif Agama Islam, sudah diberikan rel untuk dilalui ketika dihadapkan pada fase ini. Kita mengenal istilah Taslim atau menerima, lalau dilanjut Tawakal (berserah diri). Dua fase inilah keyword yang diberikan oleh Islam kepada ummatnya.

Tawakal artinya berserah diri dengan apa yang ditakdirkan dengan tetap melakukan apa yang Allah perintahkan, seperti shalat dan berdo'a  walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan bagaimana kita bisa melewati itu semua.

Ini pula yang pernah dialami para nabi dan sahabat. Nabi Musa tidak pernah tahu ketika dia disuruh mematukan tongkatnya di pinggir laut merah. Dia baru tahu setelah perintah itu dilaksanakan lalu laut terbelah.

Begitu pun nabi Yusuf, dia tidak pernah tahu disuruh menutup wajah Siti Zulaikha ketika ditantang oleh kaum kafir. Nabi Yusuf baru tahu setelah ia menutupi wajah Zulaikha dan wanita ini kembali muda lagi sehingga membuat orang yang hadir di forum itu terkejut.

Jadi, sebenarnya kedewasaan itu tidak ada proses yang baku. Artinya kalau seseorang sudah berumur lalu otomatis menjadi dewasa atau ada seseorang yang muda maka belum dikatakan dewasa. 

Faktanya, ada orang yang sebenarnya secara umur seharusnya sudah dewasa tetapi sikapnya justru tidak linear dengan umurnya. Sebaliknya, ada seseorang yang umurnya sebenarnya belum sampai ke fase dewasa tetapi ada akselerasi kedewasaan dan kebanyakan karena dipaksa oleh keadaan.

Jadi, keadaan apa pun kita saat ini jadikanlah itu laboratorium menuju dewasa. Allah lebih tahu tentang diri kita ketimbang diri kita sendiri. Makanya mungkin dengan cara kerumitan itu kita akan lebih cepat dewasa.

Ciri-ciri Dewasa
Pada umumnya, fase dewasa ini memiliki sejumlah tanda. Adapun tanda-tanda dewasa adalah:

1. Berusaha Menyelesaikan Masalah
Salah satu ciri-ciri dewasa adalah seseorang berusaha untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara matang. Dalam hal ini, seorang individu akan mempertimbangkan baik dan buruknya akibat dari solusi yang diambil. Tak hanya itu, setiap individu juga berusaha menyelesaikan masalah secara serius, bukan tergesa-gesa untuk menghindari timbulnya masalah serupa di kemudian hari.

2. Emosi Stabil
Ciri-ciri dewasa selanjutnya adalah emosi seseorang cenderung lebih stabil. Pengelolaan emosi sangat penting untuk perkembangan individu. 

Di samping itu, orang yang memiliki emosi stabil umumnya akan lebih mudah dalam menempatkan diri di lingkungan manapun serta bisa bersikap profesional. Hal ini tentu berpengaruh terhadap penerimaan seseorang di lingkungan masyarakat.

3. Memikirkan Masa Depan
Ciri-ciri dewasa lainnya adalah seseorang mulai memikirkan masa depan secara matang. Dalam hal ini, seorang individu akan menentukan tujuan dan target hidup dan cara untuk mencapainya. Misalnya adalah perencanaan finansial, kehidupan bersama pasangan, karier jangka panjang, hingga tujuan hidup lainnya.

4. Lebih Serius dalam Hubungan
Ciri-ciri dewasa yang terakhir adalah seseorang cenderung lebih serius dan tidak main-main dalam menjalani hubungan. Dirinya sadar bahwa hubungan adalah tentang cara menyatukan pemikiran antara dua orang. Dengan begitu, seorang individu akan lebih paham bahwa suatu hubungan yang serius perlu adanya komitmen.

Type above and press Enter to search.