GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

#CatatanRamadhan [Bagian-21] Politik, Konflik dan Musuh



#CatatanRamadhan [Bagian-21]
Politik, Konflik dan Musuh

"Elit Mekah itu memilih oposisi bukan karena perangi Muhammad yang tidak baik, tapi Karena pengaruh elit Qurais saat itu sedang tinggi-tingginya, di atas angin lalu tiba - tiba pengaruh mereka tergerus oleh anak muda yang bernama Muhammad dengan konsep kehidupan, konsep kekuasaan dan konsep politik yang bertolak belakang dengan elit Mekah ketika itu.

Penulis: Karnoto | Founder: ANANetworking

Sebetulnya kalau kita membaca literatur sejarah mengapa kalangan elit Qurais di Mekah tidak sejalan dengan Nabi Muhammad, itu bukan karena akhlaq Muhammad buruk, bukan juga karena bisnisnya Nabi Muhammad yang menggeliat. 

Tapi sebenarnya lebih kepada urusan politik, karena percikan api permusuhan terjadi ketika secara politik kewibawaan, kekuasaan dan pengaruh elit Mekkah terganggu terutama pasca lapisan grasroot seperti Bilal masuk Islam dan memiliki nyali luar biasa soal kemerdekaan manusia.

Karena kalau soal akhlak, sikap dan kebijaksanaan Muhammad mereka tidak meragukan, mereka mengaku. Tapi ketika bersentuhan dengan politik yang notebene mengancam pengaruh elit Mekah maka pada titik inilah percikan api dimulai.

Trush elit Mekah itu terkonfirmasi dengan story bahwa mereka lebih percaya menitipkan barang kepada Muhammad. Bahkan menjelang hijrah, Muhammad menitipkan pesan kepada Ali bin Abi Thalib untuk mengembalikan sejumlah barang berharga yang dititipkan kepadanya dan itu semua milik orang kafir ketika itu.

Lalu kebijaksanaanya juga terlihat saat peristiwa penempatan batu hajar aswad. Andaikan Muhammad tidak bijak maka pertumpahan darah antar suku terjadi karena masing - masing suku merasa berhak menempatkan batu hajar aswad tersebut.

Dengan sorbanya itu, batu itu diletakan di atas sorban lalu masing - masing kepala suku memegang ujung sorban dan dibawa bersama - sama batu itu untuk ditempatkan di ka'bah. 

Sekali lagi elit Mekah itu memilih oposisi bukan karena perangi Muhammad yang tidak baik, tapi Karena pengaruh elit Qurais saat itu sedang tinggi-tingginya, di atas angin lalu tiba - tiba pengaruh mereka tergerus oleh anak muda yang bernama Muhammad dengan konsep kehidupan, konsep kekuasaan dan konsep politik yang bertolak belakang dengan elit Mekah ketika itu.

Konsep egaliter, konsep kemanusiaan, konsep pergaulan, konsep bisnis, konsep relationship dan konsep politik semua berubah sehingga elit Mekah merasa terancam pengaruhnya dan itu terbungkus dalam satu kalimat Tauhid, La Illah Ilallah Muhammad Rasulullah. Ini sebenarnya yang dipersoalkan oleh mereka, bukan yang lain.

Dari sini kita belajar baha ketika kita memilih jalan politik maka rute yang akan dilewati pasti melewati dua terminal, yaitu konflik dan musuh. Sebaik apapun kita, sehebat apa pun, sedermawan apa pun kita ketika itu ad di ruang politik maka dipastikan akan menemukan dua terminal itu, yaitu konflik dan musuh.

Jadi, ketika kita memilih berenang di kolam politik jangan pernah berfikiran bahwa kita akan lepas dari dua hal itu. Ini sejarah yang pernah terjadi di era kenabian. Siapa yang tidak mengakui akhlak Muhammad, siapa yang tidak mengaku kebaikan Muhammad, siapa yang tidak mengakui kebijaksanaan Muhammmad, semua mengakui tanpa terkecuali termasuk elit Mekah sendiri, seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan sekutunya, mereka mengaku hal itu.

Tapi soal politik ceritanya akan lain. Mereka akan melakukan manuver, mulai dari cara halus sampai radikal dengan memburu dan motif membunuh Muhammad. Dalam konteks kehidupan modern juga sama, karena sebenarnya sejarah itu peristiwa yang terulang hanya saja pelaku dan latar belakang drama yang berbeda tapi substansi sama. *

Type above and press Enter to search.