GUr5GSz7GSr9TpriTpA6BSdi

Cerita Mimpi di Jembatan Bogeg

Dari Kiri ke Kanan : Caca, Karnoto dan Iftikar ketika terlibat obrolan saat nongkrong di Jembatan Bogeg, Kota Serang, Provinsi Banten.


Selalu ada pelajaran tentang apa yang mereka ceritakan. Memungut serpihan hikmah itu adalah hobi saya selama ini. Hikmah dari cerita orang lain dan hikmah tentang mimpi orang lain.

Penulis: Karnoto | Foto: Fash


Entahlah saya dari dulu suka dengan tongkrongan yang merakyat. Selain lebih leluasa juga kerap kali ada hikmah yang bisa saya petik. Kalau dulu ketika masih menjadi jurnalis suka nongkrong di gerobak rokok Mang Yuti. Lokasinya ada di belakang gedung DPRD Kabupaten Serang.

Sekarang suka nongkrong atau ngopi di Jembatan Bogeg. Jembatan terlebar di Banten dengan ornamen klasik. Bogeg sendiri menurut cerita rakyat dulunya daerah yang serem karena sering terjadi begal.

Tapi sekarang sudah berubah seiring berjalannya waktu dan pergeseran budaya. Daerah ini sekarang lebih hidup dan ramai, terutama sejak ada revitalisasi jembatan yang diresmikan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Jembatan ini cukup lama dan strategis karena yang menghubungkan ke Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Di bawah jembatan ada rumah pribadi mantan Wali Kota Serang Subadri Usuludin.

Selasa, 19 Maret 2024 tepatnya usai Tarawih saya kembali nongkrong di jembatan ini. Namun kali ini tidak sendiri. Namanya juga tongkrongan rakyat jelata otomatis bising dengan rauangan knalpot kendaraan yang melintas.

Bukan cuma raungan knalpot tapi juga hempasan angin malam yang lumayan ngacak - ngacak rambut dan dingin. Karena tongkrongan rakyat jelata obrolanya juga seputar nasib akar rumput.

Sesekali cerita puja puji anak sultan. Tapi  ada juga  obrolan serius seperti meramal masa depan, memotret karir dan mengintip peluang yang ada cuannya.

Yah, meskipun masih seputar cerita dan khayalan tapi paling tidak ada harapan. "Harapan itu masih ada" demikian kata syair sebuah lagu gambus. Namanya juga obrolan rakyat jelata tentu saja tidak ada kesimpulan. Intinya adalah saya dan teman - teman ingin berubah lebih baik dengan mimpinya masing - masing.

Cukup lama kami ngobrol dari tema satu ke tema lain, dari kisah satu ke kisah lain. Kalau dibentangkan lurus mungkin sudah sampai ke Pandeglang.

Tidak terasa kita ngobrol sampai jam satu dini hari. Dan kita pun balik kanan ke kandangnya masing - masing. Sekali lagi tidak ada kesimpulan dan kesepakatan karena memang obrolan biasa sebagaimana rakyat pada umumnya.

Tidak ada MoU apalagi konsensus diantara kita karena memang niatnya ngopi di jembatan. Tapi buat saya selalu ada pelajaran tentang apa yang mereka ceritakan. Memungut serpihan hikmah itu adalah hobi saya selama ini. Hikmah dari cerita orang lain dan hikmah tentang mimpi orang lain. ***

Type above and press Enter to search.